Kamis, 15 Januari 2015

BISA JADI POLISI WALAU HANYA TINGGGAL DI KANDANG SAPI

Hari- hari ini lagi heboh berita tentang perjuangan seorang polisi, Bripda Muhamad Taufik, polisi Polda DIY, yang tinggal di kandang sapi dan harus berjalan 7 km untuk bertugas. Perjuangan untuk menjadi polisi, bisa menjadi inspirasi bagaimana cita- cita diperjuangkan.

Dengan niat dan kemauan yang kuat, Muhammad Taufiq Hidayat mendaftar ikut seleksi masuk polisi. Tidak menyangka, ternyata dia lolos tahapan demi tahapan seleksi dan masuk jadi anggota polisi.

Kini ia menjadi anggota Direktorat Sabhara Polda DIY dengan pangkat Bripda. Taufiq mengaku keinginannya tertanam sejak kecil. Cita-cita tersebut makin kuat, saat ia aktif di pramuka di sekolahnya di SMKN Sayegan, Sleman.

Dari aktif di pramuka itulah kemudian ada pendaftaran Saka Bhayangkara. Pendaftaran tersebut ditujukan untuk anggota pramuka penegak pandega yang memiliki minat di bidang kepolisian. Ia pun ikut seleksi dan diterima. Setelah itu, ia banyak mengikuti kegiatan-kegiatan bersama dengan personel kepolisian. Dari situlah, cita-citanya untuk menjadi polisi semakin bersemangat.

Meski cita-citanya jadi polisi, ia mengaku sama sekali tidak terbayang jadi polisi. Niat, kemauan, dan support dari teman-temannya meneguhkannya untuk terus maju.

"Waktu pendaftaran untuk ikut seleksi saya jalan kaki dari rumah. Tapi kemudian ada tawaran boncengan dari temen yang ikut seleksi bareng. Saya juga dipinjemi motor dari bengkel, dan setelah selesai seleksi saya kembalikan," kata Bripda Taufiq di rumahnya, Kamis (15/1/2015).

Saat masuk dinas pertama, ia juga berjalan kaki dari rumahnya ke Polda DIY sekitar 7 KM melalui jalan pintas. Ia menempuh waktu 2 jam lebih untuk sampai ke Polda DIY. Ia berangkat dari rumah habis Subuh.

Meski berangkat pagi, ternyata ia telat sampai di Polda. Saat sampai di Polda, teman-temannya sudah selesai melaksanakan apel yang dimulai pukul 06.00 WIB.

Ia melakukannya penuh semangat, karena jadi polisi sudah menjadi cita-citanya. Itu akan dibuktikan kepada adik-adiknya. Meski dalam kondisi ekonomi sangat rendah, jangan sampai terpuruk oleh keadaan.

Taufiq adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Adiknya yang nomor dua seorang perempuan yang duduk bangku SMK. Sementara 2 adiknya lagi laki-laki dan masih duduk di bangku SD.

BEDA LPG BBG DSN CNG

Hingga kini, bahan bakar gas (BBG) terdapat dua jenis. Pertama, adalah gas yang dicairkan disebut liquefied gas for vehicle (LGV). Sementara jenis BBG lainnya yakni gas alam dikompresi disebut compressed natural gas (CNG).

"Gas bumi yang dikompres. Kenapa dikompres? Karena yang umum digunakan adalah gas pipa (LGV) untuk rumah tangga, industri, restoran dan rumah sakit," kata Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Ridha Ababil di sela acara test drive mobil BBG di Jakarta, Kamis (15/1/2015).

Tapi, lanjut Ridha, untuk pelanggan yang bergerak seperti kendaraan tidak bisa menggunakan gas pipa. Jenis LGV sendiri sering disebut sebagai Vi-Gas atau bentuk turunan dari LPG. Gas ini biasa digunakan rumah tangga untuk memasak (elpiji).

CNG diklaim lebih aman atau tidak mudah terbakar ketimbang BBG jenis LGV. Sebab, CNG lebih ringan dari udara dan akan langsung terlepas ke atmosfer atau menguap bila terjadi kebocoran. Hal ini berbeda dengan LGV yang beratnya dua kali lebih besar dari udara sehingga akan mengendap terlebih dahulu ke bawah.

"Berbeda dengan LPG, yang disebut sebagai Vi-Gas, itu memang 2 kali lebih berat dari udara. Sehingga kalau ada kebocoran, gas tersebut akan menempuk dan berbahaya," ujar Ridha.

CNG mode gas yang lebih murah dari LPG. Kalau CNG ada proses yang lebih panjang makanya lebih murah. Umumnya kita masih mengimpor, kalau CNG kita bisa memasok dari Indonedsia langsung dari wilayah-wilayah yang ada gas bumi langsung didistibursikan ke SPBG-SPBG.

Di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih ramah lingkungan daripada BBM sudah dilakukan sejak 1986.

Kala itu pemerintah menetapkan, 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBG masih jarang, minat masyarakat untuk menggunakannya tidak terlalu besar.

Sumbar
http://oto.detik.com/read/2015/01/15/201556/2804906/1207/ingat-bbg-lpg-dengan-cng-itu-berbeda

Sabtu, 10 Januari 2015

ALARM TUBUH

Kadang kita abai dgn kesehatan. Kecapean, lupa makan, kurang istirahat atau mikir kencaaang, merupakan sumber utama penyakit. Tuhan sebenarnya sungguh sangat sayang kepada kita. Tubuh manusia di karuniai alarm terhebat di dunia. Waktunya makan kita dikasih alarm rasa lapar. Ketika tubuh kita kekurangan air kita di ingatkan dengan rasa haus. Kita menguap kalau mata butuh istirahat. Terasa capek kalau badan minta jatah leren.

Apa yg anda rasakan saat ini?
Apakah alarm anda sudah mengingatkan?

Hari ini, setelah beraktifitas 14 jam, penuh peluh dan memeras otak, malam ini,  saya pilih my time krn alarm bunyi dgn kencangnya. (ram)

Selasa, 06 Januari 2015

MOTOR LISTRIK TANPA KABEL CARGER

Motor listrik terutama yang model skuter sudah lama ada di pasaran, meski tidak terlalu banyak dilirik orang. Kini, teknologi motor skutik listrik sudah lebih canggih lagi. Seperti apa?

Jika dulu motor listrik identik dengan kabel untuk bisa melakukan pengisian baterai, berbeda dengan scooter listrik yang satu ini Otolovers. Karena skuter istrik ini tidak butuh kabel untuk melakukan pengisian baterai.

New Smartscooter buatan perusahaan Gogoro dengan memiliki stasiun pengisian baterai sendiri. Setiap pengendaranya dengan mudah bongkar pasang baterai dan melakukan pengisian baterai.

Sehingga setiap pengendara tidak membutuhkan kabel untuk melakukan pengisian baterai, melainkan tinggal menaruh baterai di tempat pengisian baterai.

Scooter listrik yang diperkenalkan pada ajang Consumer Electrics Show besutan Horace Luke dan Matt Taylor yang merupakan mantan eksekutif di produsen smartphone HTC.

Gogoro diklaim bakal mampu menyemburkan tenaga hingga 8,6 tenaga kuda dan memiliki torsi mencapai 18,4 lb-ft.

Dan scooter listrik ini dikatakan bakal miliki kecepatan maksimal mencapai sekitar 100 km per jam, dan bisa mencapai jarak 100 km jika terus berkendara di kecepatan 40 km per jam. Motor juga memiliki gearbox dan sebuah belt.

Tidak sampai disitu, scooter listrik ini juga diklaim memiliki bobot yang ringan namun kuat, berkat penggunaan sasis Aeroframe alumunium monokok.

Selanjutnya setiap pengendara juga bisa memonitoring seberapa jauh jarak tempuh tersisa, melalui monitor pada kendaraan dan melalui smartphone pengendara melalui aplikasi. Tetapi motor listrik bukan merupakan fokus utama dari bisnis Gogoro.

Gogora juga lebih fokus pada penyiapan infrastruktur penggantian baterai yang mereka sebut Gogoro Energy Network di wilayah urban perkotaan.

"Di kota Metropolitan saat ini, semuanya tertuju pada kepadatan penduduk, polusi udara, dan ekspansi yang cepat. Sehingga sangat penting untuk membayangkan kembali infrastruktur energi dan menciptakan lagi perubahan mindset untuk transportasi urban bagi masyarakat di masa depan," ujar co founder dan juga CEO Gogoro, Luke, di motorcycle.com.

"Smartscooter dan Gogoro Energy Network akan menghadirkan generasi terbaru, yang menyajikan efisiensi, ramah lingkungan dan menjadi energi pintar untuk di kota besar," tambahnya.

sumber :

http://oto.detik.com/read/2015/01/06/145315/2795361/1208/skuter-listrik-tanpa-perlu-kabel-rol

Jumat, 02 Januari 2015

Tiga Kuliah Kepemimpinan Bu Risma di Tragedi AirAsia QZ8501

Oleh :
Wahyu 'wepe' Pramudya
02 Jan 2015 | 12:00

Sumber: Risma kunjungi posko informasi hilangnya pesawat Air Asia di Bandara Juanda. (Achmad Faizal/KOMPAS.com)

Rabu, 31 Desember 2014, saya bergegas menuju Bandara Internasional Juanda untuk menemui keluarga-keluarga korban AirAsia QZ 8501. Saya mengenal sebagian korban dan keluarga. Kurang lebih pukul 9.30 saya sudah berdiri di depan crisis center dan mengarahkan pandangan untuk mencari wajah-wajah yang saya kenal. Ah, saya melihat beberapa wajah yang saya kenal.  Saya pun menyapa, berbicara dan berdoa bersama keluarga korban.

Di tengah kesibukan mengenali dan berbicara dengan keluarga korban, saya memperhatikan hiruk pikuk pekerja media, baik dari dalam maupun luar negeri. Tiba-tiba, mereka bergerak menuju ke arah saya. Ternyata di belakang saya ada sosok yang terkenal di Surabaya. Namanya Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan sebutannya Bu Risma, Wali Kota Surabaya yang tersohor itu. Segera saya arahkan kamera kepada beliau yang tengah menjelaskan penanganan warga Surabaya yang menjadi korban AirAsia. Perhatian saya tertuju pada sepatu yang Bu Risma kenakan. Sila Anda melihatnya sendiri!

Nah, Anda sudah memperhatikan sepatu Bu Risma bukan? Apakah menurut Anda sepatu itu sesuai dengan busana yang dikenakan beliau? Apalagi beliau adalah seorang wali kota. Namun, ya begitulah Bu Risma. Bagi beliau yang terpenting adalah sepatu itu menunjang mobilitasnya untuk melayani korban. Dari pagi hari hingga sore hari, saya menjadi saksi mata betapa Bu Risma terus berjalan ke luar masuk ruangan crisis center, memberikan keterangan pada media dan menemui banyak pihak. Inilah kuliah kepemimpinan Bu Risma yang pertama; pemimpin lebih mengedepankan peran daripada penampilan. Apa gunanya punya pejabat alias pemimpin publik yang terlalu memperhatikan penampilan sehingga mengorbankan mobilitasnya untuk melayani?

Sebagai seorang yang seringkali harus berdiri dan memimpin ibadah kedukaan, saya mengerti betapa sulitnya memilih kata-kata yang pas bagi keluarga yang berduka. Tentu saja mudah hanya untuk berbicara kata-kata penghiburan yang bersifat umum, namun yang seperti ini tentu saja tak akan menyentuh hati. Pergumulannya adalah bagaimana menempatkan diri dalam posisi keluarga korban, sekaligus sebagai rekan yang memberi kekuatan. Ini tidak mudah.

Saya mencoba mengingat apa yang disampaikan Bu Risma kepada keluarga korban di Crisis Center. Dengan logat khas Surabaya, kurang lebih beliau berkata, ”Hari ini giliran keluarga bapak dan ibu. Besok bisa jadi giliran saya.  Kita tidak pernah tahu. Hidup ini milik Allah.” Ah, saya tertegun mendengar perkataan ini. Bu Risma menguatkan keluarga korban dengan kalimat-kalimat yang langsung nyambung di hati. Menaruh empati, sekaligus menguatkan hati. Inilah kuliah kepemimpinan Bu Risma yang kedua; pemimpin itu lebih mengedepankan komunikasi yang nyambung di hati daripada basa-basi.

Siang hari itu, saya beristirahat dari kegiatan pendampingan keluarga korban, sambil berdiri dan menikmati kopi yang tersedia di salah satu sudut, saya mendengar seorang perempuan berkata, ”Aku bukannya ga mau bantu lho mas. Aku gak pegang datane warga luar Surabaya.  Aku wis kontak walikota karo bupatine njaluk data wargane.”

Bu Risma ternyata sedang berbicara kepada media tentang penanganan korban yang berasal dari luar Surabaya.  Beberapa saat sebelumnya, saya melihat dan mendengar sendiri beliau menelpon seorang kepala daerah dan meminta data korban yang berasal dari daerahnya. Cepat dan lugas. Coba bayangkan seandainya dalam situasi krisis masih harus menempuh jalan birokrasi yang penuh liku itu. Inilah kuliah kepemimpinan Bu Risma yang ketiga; dalam situasi krisis, pemimpin lebih mengedepankan komunikasi informal daripada birokrasi.

Saya, Pendeta Setyahadi dan Romo Didik dari Keuskupan Surabaya sedang berdiri bersama di dekat Crisis Center.  Kira-kira pukul 14.00,  Bu Risma lewat dan memperhatikan kami dan langsung meminta, ”Tolong dilanjutkan ya pendampingan rohaniwan untuk keluarga korban. Bapak-bapak sudah makan atau belum?”

Sebuah pertanyaan sederhana yang mengkomunikasikan kepedulian. Sebuah pertanyaan yang hanya kami balas sambil berpandangan dan tersenyum. Malu untuk mengatakan kami belum makan siang, karena kami duga Bu Risma juga belum sempat makan.

Terima kasih Bu Risma untuk kuliah kepemimpinan di akhir tahun 2014. Semoga kelak Tuhan membawa ibu memimpin negeri ini.
www.wahyupramudya.com

KELULUSAN SISWA FULL DARI UJIAN SEKOLAH

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menuntaskan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) Ujian Nasional (Unas) 2015. Hanya saja SOP itu belum dipublikasi, karena harus dikonsultasikan dulu ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan. Ada banyak perubahan regulasi mencolok dalam SOP itu.

Anggota BSNP Teuku Ramli Zakaria menjelaskan, meski lembaganya berstatus independen, tetap harus melaporkan SOP Unas 2015 ke Mendikbud. Alasannya, SOP itu nantinya berfungsi sebagai penjabaran dari Peraturan Mendikbud terkait Unas 2015.

"Jadi tidak mungkin kita publikasikan dulu sebelum Permendikbud Unas 2015 diterbitkan," jelas dia di Jakarta kemarin.

Ramli menuturkan, BSNP akan bertemu dengan Mendikbud pekan depan. Diharapkan dalam pertemuan itu, bisa diputuskan SOP final, sehingga bisa segera disosialisasikan ke masyarakat.

Meski tetap menampung masukan dari Mendikbud, Ramli optimistis SOP yang sudah 100 persen itu tidak akan mengalami banyak revisi lagi.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu menjelaskan, ada sejumlah perubahan penting dalam SOP Unas 2015. Di antaranya terkait dengan kelulusan siswa peserta ujian. Ramli menuturkan, kelulusan siswa full berdasar hasil ujian akhir sekolah.

"Semua mata pelajaran, termasuk yang di-unas-kan nanti diujikan dalam ujian akhir sekolah," katanya.

Meski kelulusan siswa full menggunakan penilaian ujian akhir sekolah, Ramli mengatakan unas (ujian secara nasional) tetap diselenggarakan. Ketika unas sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan, Ramli berharap siswa mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

Para guru hingga kepala sekolah, diharapkan juga tidak memutar otak untuk mencurangi unas.

Dengan demikian fungsi unas untuk pemetaan kualitas pendidikan, benar-benar bisa objektif. Pemetaan itu terkait dengan kemampuan siswa, sekolah, pemda, hingga pemerintah pusat.

"Setelah unas tidak lagi menentukan kelulusan, kita berharap pelaksanaannya kondusif," jelas dia. Ramli berharap tidak ada lagi praktik kecurangan dalam penyelenggaraan unas.

Meski sudah ada kejelasan skema kelulusan siswa, Ramli belum bisa membeber urusan scoring-nya. Menurut Ramli, urusan scoring Unas 2015 kemungkinan akan ditetapkan bersama antara BSNP dengan Mendikbud Anies Baswedan.

Sementara itu, terkait dengan perubahan nama dari unas menjadi evaluasi nasional (enas), Ramli mengatakan hampir pasti dibatalkan. Padahal perubahan dari unas menjadi enas itu, sudah masuk dalam pembahasan rapat-rapat internal BSNP.

Dalam beberapa kesempatan, Ramli mendengar bahwa Mendikbud Anies Baswedan tetap ingin mempertahankan penamaan unas itu. Meski begitu, substansi unas sudah tidak sama dengan unas-unas sebelumnya. Di mana unas sebelumnya, berfungsi sebagai penentu kelulusan siswa.

Kepala SMAN 76 Jakarta Retno Listyarti mendukung kebijakan Mendikbud Anies Baswedan menjadikan unas sebagai parameter pemetaan kualitas pendidikan. Sebab fungsi itu sesuai dengan UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

"Saya mengusulkan namanya bisa diganti menjadi ujian negara," tutur perempuan yang juga sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) itu.

Retno menjabarkan dalam Pasal 58 UU Sisdiknas dinyatakan bahwa, penilaian peserta didik menjadi kewenangan pendidik (guru) dan satuan pendidikan (sekolah).

Tugas pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud, adalah meningkatkan kualitas guru dan sekolah. Dengan demikian kualitas siswa secara langsung juga ikut terkatrol.

Sumber : m.jpnn.com/news.php?id=279128

Kamis, 01 Januari 2015

Kisah Inspiratif (1)

PANTANG MENYERAH

Oleh Rofiq Ali Muhsin

Ada seorang bocah kecil, ingin sekali bisa berenang seperti teman-temannya yang lebih tua, yang sudah bisa berenang. Kemudian dia meminta kepada salah satu temannya untuk menceritakan rahasiannya. “ Ah gak ada yang sulit” kata temannya yang sudah bisa berenang itu. “ Kamu tidak perlu berbuat apa-apa selain menelan Medaka dan kamu akan bisa berenang seperti ikan di sungai.

Karena keluguaanya, si bocah kecil yang kurus kerempeng itu pergi ke sungai untuk mencari ikan Medaka. Medaka adalah jenis ikan yang kecil, berwarna hitam, tidak menarik, seperti kecebong atau berudu. Setelah mendapat seekor, dia langsung menelannya seperti nasehat aneh temannya itu. Sebelum itu dia meminum air sebanyak-banyaknya agar si ikan tidak menderita sebelum mati.

Selanjutnya dengan keyakinan penuh si bocah kecil terjun ke sungai, namun akhirnya tenggelam. Untung sungai yang dia terjuni tidak dalam sehingga dia tidak mati. Dia terus mencoba dan mencoba, namun keajaiban juga belum datang. Di juga berkali kali menelan ikan  Medaka  tapi tetap juga belum bisa berenang.



Soichiro Honda
Sumber : http://thebestyoumagazine.co

Dia berpikir,apa ada rahasia penting yang belum di sampaikan oleh temannya, sehingga dia tetap belum bisa berenang. Kemudian dia kembali bertanya ke temannya dan di jawab “ Kamu mungkin sudah terlalu besar sehingga ikan yang kamu telah harus juga lebih besar”  Kemudian dia mencari ikan Medaka  yang lebih besar lagi, menelannya kemudian terjun kembali ke sungai.Setelah berkali kali mencoba, dengan pantang menyerah, akhirnya secara bertahap dia bisa berenang


Si bocah kecil itu adalah Soichiro Honda. Pendiri perusahaan otomotif besar Honda dari Negara Jepang. Dengan pengalaman dia waktu kecil itu dia terus mengambil sikap optimis dan pantang menyerah sehingga sekarang menjadikan Honda corp, salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia (ram)